KARBON AKTIF VERSUS KLORIDA/KLOR/KLORIN (CLORINE)

by Hazimah Nurul Wafiq , at December 28, 2017
Dalam jumlah banyak, klorida/klor/klorin/clorine akan menimbulkan rasa asin dan korosi pada pipa sistem penyediaan air panas.

Karbon berpori atau lebih dikenal dengan nama karbon aktif, digunakan sebagai adsorben untuk menghilangkan warna, pengolahan limbah, pemurnian air. Karbon aktif adalah arang yang telah mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimianya karena dilakukan perlakuan aktivasi dengan aktivator bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada temperatur tinggi. Karbon aktif akan membentuk amorf (tidak mempunyai bentuk atau tidak jelas bentuknya) yang sebagian besar terdiri dari karbon bebas dan memiliki permukaan dalam yang berongga, warna hitam, tidak berbau, tidak berasa, dan mempunyai daya serap yang jauh lebih besar dibandingkan dengan karbon yang belum menjalani proses aktivasi.

Secara umum, aktivasi adalah mengubah karbon dengan daya serap rendah menjadi karbon yang mempunyai daya serap tinggi. Untuk menaikan luas permukaan dan memperoleh karbon yang berpori, karbon diaktivasi, misalnya dengan menggunakan uap panas, gas karbondioksida dengan temperatur antara 700-1100oC, atau penambahan bahan-bahan mineral sebagai aktivator. Selain itu aktivasi juga berfungsi untuk membersihkan tar yang melekat pada permukaan dan pori-pori karbon. Aktivasi menaikan luas permukaan dalam (area internal), yang menghasilkan volume besar, berasal dari kapiler-kepiler (pembuluh yang sangat kecil), dan mengubah permukaan dalam struktur pori.

Klorida/Klor/Klorin (Clorine) adalah ion yang terbentuk dari unsur klor yang mendapatkan satu elektron untuk membentuk suatu ion yang bermuatan negatif (Cl-). Kata klorin/klorida(clorine) dapat pula diartikan sebagai senyawa kimia dimana satu atau lebih atom klornya memiliki ikatan kovalen dalam molekul. Tingkat toksisitas klorida tergantung pada gugus senyawanya, misalnya Natrium Klorida (NaCl) sangat tidak beracun, tetapi karbonil klorida sangat beracun. Di Indonesia, klorida digunakan sebagai desinfektan dalam penyediaan air minum. Dalam jumlah banyak, klorida akan menimbulkan rasa asin dan korosi pada pipa sistem penyediaan air panas. Sebagai desinfektan, residu klor di dalam penyediaan air sengaja dipelihara, tetapi klor ini dapat terikat pada senyawa organik dan membentuk halogen hidrokarbon (CL-HC) banyak diantaranya dikenal sebagai senyawa-senyawa karsinogenik. Beberapa dampak yang ditimbulkan oleh klorida pada lingkungan adalah menimbulkan pengkaratan atau dekomposisi pada logam karena sifatnya yang korosif, ikan dan biota air tidak bisa bertahan hidup dalam kadar klorida yang tinggi serta kerusakan ekosistem pada perairan terbuka atau eutrofikasi.


Metode yang digunakan dalam penentuan kadar klorida adalah argentometri (Mohr) dengan prinsip pengujiannya. Senyawa klorida dalam contoh uji air dapat dititrasi dengan larutan perak nitrat dalam kondisi netral atau sedikit basa (pH 7 sampai dengan pH 10), menggunakan larutan indikator kalium kromat. Perak klorida diendapkan secara kuantitatif sebelum terjadinya titik akhir titrasi, yang ditandai dengan mulai terbentuknya endapan perak kromat yang berwarna merah kecoklatan.
Hazimah Nurul Wafiq
KARBON AKTIF VERSUS KLORIDA/KLOR/KLORIN (CLORINE) - written by Hazimah Nurul Wafiq , published at December 28, 2017, categorized as Karbon Aktif Indonesia , Klorida/Klor/Klorin/Clorine
Comment disabled

Para Pelanggan Kami

Click Me!

6 Alasan Memilih Adywater

Click Me!
Click Me!
Theme designed by Damzaky - Published by Proyek-Template
Powered by Blogger